"

Documentation OSP Work

Trenching by digging condition hard soil


Reinstatement work after trenching





Trenching by manualy boring and this metode recomended from local government

Directional boring cable route cross Railway






This metode must be used for cross Railway.
One of the conditions permit released from Ministry of Transportation Directorate General of Railways

Pole Erection dekat Kabel PLN tegangan menengah-tinggi



Instruksi Keselamatan:


a
Apa yang perlu di ketahui:

Kontak yang tidak disengaja dengan saluran listrik (power overhead) dapat menyebabkan luka serius sampai dengan kematian.

Efek kontak listrik ini juga dapat berdampak kerugian bagi lingkungan maupun objek sekitar



Remember this !!!!

Listrik  bisa  memotong  kayu,  plastik  atau  karet,  jika  basah  atau kotor. Jangan mengandalkan sarung tangan atau sepatu bot karet untuk melindungi Anda


Apa yang perlu di lakukan

1. Merencanakan dan memanage pekerjaan dekat saluran listrik
(Poweroverhead/  lines)  sehingga  risiko  dari kontak  disengaja  dapat dikendalikan
secara memadai.
2. Tindakan  pengamanan  akan  tergantung  pada  sifat  dari pekerjaan dan akan menjadi
penting ketika bekerja di dekat listrik berarus besar.
3. Keselamatan dapat dicapai dengan kombinasi tindakan
- Perencanaan dan persiapan

- Menghilangkan bahaya  
- Mengontrol akses
- Mengontrol pekerjaan


- Perencanaan dan persiapan

Memeriksa area saluran listrik, karakteristik, kapasitas PLN.
Jika ada saluran listrik yang ditemukan, Anda harus mengasumsikan bahwa listrik tsb
hidup kecuali terbukti sebaliknya.
Dapatkan informasi pertama dari pemasok listrik( PLN) dan koordinasi sebelum bekerja
Jalur dialihkan atau dibuat mati (Kalau memungkinkan)
Buatlah rencana kerja sebelum pergi ke lapangan.
Identifikasi, Diskusikan, & Dokumentasikan Bahaya.

- Menghilangkan Bahaya



Anda dapat menghilangkan bahaya oleh (Jika memungkinkan):

Penghindaran – apakah pekerjaan benar-benar harus dilakukan dibawah
atau dekat saluran listrik, dan tidak bisa dilakukan ditempat lain.
Dengan cara menghindari atau tidak melewati area aliran tersebut
Diversion - mengatur jalur listrik agar dialihkan jauh dari area kerja
Isolasi - mengatur jalur listrik yang akan dilalui dengan mematikan
sementara aliran listrik tersebut




- Kontrol Akses

Mengidentifikasi dan mendiskusikan semua bahaya sebelum memulai pekerjaan
Pastikan area kerja aman dari aktivitas sekitar, hanya yang berwenang yang boleh
dekat area kerja.
Area kerja harus terbebas dari hambatan
Area kerja harus dalam keadaan bersih dan kering
Gunakan safety line/ warning tape

- Mengontrol Pekerjaan

Eksekusi Pemasangan Pole Di dekat Power Lines/ Kabel Bertegangan Menengah/ Tinggi

Pastikan pole yang akan di pasang sesuai spec dan ketinggiannya sesuai    
perencanaan gambar
Perhatikan  jarak  antara  ujung  atas  tiang  dengan  kabel  listrik  tersebut, pastikan  
dalam  jarak  aman.  Jangan  sampai  menyentuh langsung  dan terlalu dekat.
Hindari  penggunaan  aksesoris  tubuh  yang  bersifat  logam  (jam tangan, gelang, dll)

Eksekusi Pemasangan Pole Di dekat Power Lines/ Kabel Bertegangan Menengah/ Tinggi

Bagian atas pole diberikan Pipa PVC/ Paralon sepanjang 80 cm dengan ketebalan
5.5 mm atau sesuai dengan spec diameter dari Pole yang akan di pasang dan
diberikan end cape dibagian atas (Wajib)




End CAP PVC

Eksekusi Pemasangan Pole Di dekat Power Lines/ Kabel Bertegangan Menengah/ Tinggi

Penggunaan plastik/ kantong kresek di ujung atas pole tidak
menghilangkan bahaya.

(Loncatan listrik masih dapat tembus)

Gunakan coverall/ wearpack atau baju yang berlengan panjang

Gunakan alat pelindung diri (Helm, Safety shoes, safety harness, sarung
tangan, dll)

Contoh Perilaku aman:





Personal Protective Equipment (based on SOW):

Head protection/ Pelindung Kepala – Untuk menghindari
sentuhan langsung dengan kepala (overhead hazards)
Contoh: Helm

Body protection/ Pelindung badan – Coverall/ wear pack atau
T-Shirt berlengan panjang

Hand protection/ Pelindung tangan – Sarung tangan karet.

Foot protection/ Pelindung kaki – Safety shoes.


Awas Bahaya Tegangan Tinggi Bisa Berakibat Kematian !

  • Aktivitas kerja harus sesuai stand.ar/ SOP
  • Perhatikan besaran Voltase listrik  area tersebut
  • Hindari penggunaan  tangga yang terbuat  dari logam/ metal
  • Hindari penggunaan aksesoris badan yang bersifat logam
  • Gunakan proteksi di ujung bagian pole/ liang (PVC 4" Panjang minimum 80 cm) tutup ujung bagian pole/ tiang dengan menggunakan  end cape
  • Gunakan alat pelindung diri (Safety helmet, SafetyShoes,   Sarung tangan dan baju lengan panjang)
  • Stop kerja ketika hujan dan petir

PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN SENGATAN ARUS LISTRIK



A. Akibat dari sengatan aliran  listrik Arus yang mengalir  melalui  tubuh

(tersengat listrik) dapat mengakibatkan :

1.  Jantung berhenti berdenyut.
2. Otot berkontraksi (mengerut).
3. Pernafasan terhenti dimana pusat saraf diotak yang mengatur pernapasan
lumpuh.
4. Luka  bakar.


B. Perawatan
1.  Minta pertolongan (berteriak).
2. Matikan listrik (putuskan hubungan/kontak).
3. Amankan penderita dari bahaya fisik yang langsung.
4. Periksa denyut nadi dan pernafasan serta rawat si korban seperlunya.
5.  Bila pernafasan dan denyut nadi sudah pulih, rawatlah luka bakar atau
luka lainnya bila ada.
6. Pindahkan korban  ke lokasi yang aman untuk perawatan selanjutnya.
7. Korban selalu ditunggui selama tim dokter menangani korban.



PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN SENGATAN ARUS LISTRIK


C.   Langkah - langkah Yang Dilakukan

1. Amankan  korban  dari  bahaya.
2.  Usahakan jalan  udara  untuk  pernapasan lancar.
Bila ada  muntah/darah  atau  benda  lain di   mulut  korban, keluarkan segera.
Telentangkan si  korban, tekuk  kepalanya ke belakang, tarik rahangnya
kedepan agar  lidah  tidak menutup lubang tenggorokan.
Lakukan  pernapasan mulut ke mulut 3 - 4 kali secepat mungkin.
Pulihkan fungsi jantung dengan melakukan  urutan jantung
(cardiac resuscitation).
Untuk orang  dewasa  : Frekuensi  pengurutan dilakukan 60  kali setiap menit
Untuk anak kecil Frekuensi pengurutan dilakukan 90 kali setiap menit
Catatan:
Hindari tekanan yang  terlalu  keras agar tidak  mengakibatkan tulang  rusuk  
korban  rusak.
Upayakan pemulihan denyut nadi   maupun pernafasan.
3.   Pernapasan mulut  ke mulut
Telentangkan si  korban, tekuk  kepalanya  ke belakang.
Buka  mulut  dan  tarik  nafas Anda,  kemudian tutup  mulut  dan tiupkan  udara
ke  mulut  korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-paru terangkat.
Pijit hidungnya agar udara  yang ditiupkan tidak keluar.
Amati turunnya dada kembali.
Faktor  penentu adalah  kecepatan dalam  bertindak, karena itu  3 atau   4  kali
peniupan pertama dilakukan secepat mungkin.
Peniupan selanjutnya di ulang lebih  kurang 10 kali setiap menit.
Catatan:
Bila paru-paru tidak  mengembang, segera periksa  mulut, hidung atau  
kerongkongan.
Untuk  anak   kecil :  mulut  si  penolong  mencakup hidung  dan mulut  korban,
dengan frekuensi 20 k li setiap menit.
Bila  satu dan   lain  hal,  sipenolong  tidak  dapat  meniup  melalui    mulut,  
maka   dapat dilakukan peniupan melalui   hidung.



Phone emergency

“No Safety No Work"wei.com